Senin, 02 Januari 2012

Kata - Kata Yang Tak Berarti Apa (Manusia Biasa)

"Bermula dari sebuah ABJAD, masih berdiri sendiri serta tegak berkapital, kemudian muncul sebuah ucap untuk mengeja perlahan hingga muncul KATA - KATA yang bermakna, disambut lembut dengan rangkai - rangkai membentuk KALIMAT dan berujung ke satu PARAGRAF."

Pola - pola demikianlah yang  mungkin tak kita sadari, bahwa ternyata masih memiliki kesamaan dengan proses awal sebuah hidup. Dari yang tak bermakna hingga akhirnya memiliki makna. Dari yang tak dapat melakukan apa - apa hingga memiliki keahlian. Bermula dari dalam kandungan (rahim) hingga berwujud sebagai manusia berakhlak dan berakal. Memiliki kemampuan dalam cipta, rasa, dan karsa untuk mengisi warna - warna di dunia dengan ucapan, ciptaan (hasil karya) serta kebaikan. 


Dengan matanya (manusia) mampu melihat segala keindahan di dunia, namun dengan matanya juga dapat menimbulkan kesesatan.
Dengan telinganya (manusia) mampu mendengar suara - suara kebaikan untuk dicerna hingga bermanfaat bagi mereka, namun dengan telingannya juga dapat mendengarkan segala keburukan.
Dengan tangannya (manusia) mampu menciptakan suatu benda yang bermanfaat untuk sesamannya, namun dengan tangannya juga dapat merusak, menghancurkan, membunuh sesamanya.



Seperti halnya Kata - kata, ketika di ucapkan dengan baik maka akan menjadi suatu hal yang baik pula ketika di dengar, ketika dalam penulisannya mengandung unsur kebaikan, maka bagi pembacannya dapat bernilai manfaat (ilmu).


"Apalah arti sebuah nama" bukan berarti ketika memiliki nama yang baik, pasti berkelakuan baik. Ketika memiliki nama yang kurang baik, akan sama pula perilakunya. Tidak demikian, dalam realitanya pun semua itu terbalik.


Semua tergantung dari bagaimana kita (manusia) memilih dan memilah mana yang seharusnya dilakukan, didengar dan mana yang tidak. Kita (manusia) makhluk yang sempurna dari ciptaanNya. Dimanakah letak kesempurnaannya bila semua organ baik, mata, telinga, mulut, tangan,serta kaki tak di fungsikan dengan baik?! 


Justru dengan kesempurnaannya (manusia) sering melakukan ketidakwajaran yang menghasilkan nilai - nilai buruk terhadap kesempurnaan yang dimiliki.


"Saya manusia biasa, tak luput dari dosa. Kesempurnaan hanya milikNya" Kesempurnaan hanya milikNya adalah kita (manusia) ciptaanNya yang paling sempurna, semua tindakan baik ucapan dan kelakukan tak boleh keluar dari apa yang telah Dia larang. Bukan berarti kesempurnaan kita adalah ketidaksempurnaan, karna kesempurnaan itu milikNya. Tidak demikian.


Justru manusia biasa adalah manusia yang berkelakuan sesuai dengan pedomanNya. Bukan manusia yang kemudian tak tahu apa - apa, hanya berasumsi bahwa dirinya selalu salah dan diciptakan penuh khilaf!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar